Aku Ingin

Saya harus mulai dari mana lagi kalau mengenal kamu dua catur wulan ini sudah cukup untuk mencintaimu lebih dalam tiap kali kamu berbagi welas kasih denganku.

Aku belum cukup mahir dalam melukismu tiap malam sebelum aku tertimbun kelabu malam sisa bulan Januari.

Atau, aku belum cukup pandai dalam menyimpan torehan garis wajahmu rapat-rapat tiap kali aku ingin mengingatmu sembari lamunan jenuhku.

Aku bukan yang paling pintar dalam mengingatmu dalam-dalam.

Aku merindu, yang lalu aku lupakan ingatanku tentang kamu yang selalu jadi penawar rindu.

Tiap kali aku merindu, merupakan perdebatan agung antar aku, rindu, dan ingatan kamu.

Aku merindu dalam malam.

Malam yang paling panjang dan kelabu adalah malam yang berkias kilah dengan rindu.

Malam yang sulit untuk tertidur dengan sisa harum tubuhmu di sekitar telungkuk leherku sampai bibirku, yang kian malam kian raib.

Malam yang sulit untuk aku yang selalu ternggelam dalam keangkuhan aku sendiri.
Merindu, mencinta.

Aku merindu karena mencinta.

Dan aku harus menjadi cipta Tuhan paling egois untuk meringkuhmu tiap malam dan pagi atau siang atau senja atau kapanpun waktu berkolase.

Aku menginginkanmu untuk aku seorang.
Aku ingin kamu dalam pagi.
Aku ingin kamu dalam ranjangku.
Aku ingin kamu dalam malam.

Aku ingin memilikimu sepanjang malam
untuk ala kadarnya berdiam hening hanyut dalam nafasmu yang berat, lalu matamu yang terbujur sayu ditelan malam, dan denyut jantungmu yang kadang sampai bisa aku dengar dari sudut ruam kalau lihat aku yang berpukas londos.

Aku ingin lunglai bersinggah pada figurmu yang lekat dengan rumah.

Aku ingin menciummu sampai harumu berareolasi ke sekujur tubuhku.

Aku ingin mencumbu manja keningmu sampai penatku hilang.

Lalu aku ingin mendekapmu sampai aku meringkuh, sampai aku lupa bernafas.



Comments

Popular Posts