Saya, Hidup Si Tamak, dll.
Saya bukan seperti yang
kalian sukai, dan saya tidak akan pernah bisa menjadi yang kalian sukai. Saya
ya, saya, saya bukan dia atau panutan, saya bukan baik, buruk, maupun keduanya.
Saya bukan kategori atau pola yang Anda lacak. Saya bukan tipe dan selera. Saya
bukan apapun yang kalian tanyakan dan berkejawaban. Hidup saya sesungguhnya
bukan apapun itu melainkan saya.
Saya bukan yang kalian
kira kira apapun itu, dan saya bukan yang sesungguhnya kalian harapkan. Saya
adalah kekecewaan dari tiap-tiap kalian yang beraliansi dan membentuk saya.
Kegagalan yang rumit dan penuh keikhlasan dalam merana akan hidup, itu saya,
dan kaliam, cukup menyaksikan. Saya bukan skeptic tapi realistis, yang melihat
dunia semakin berbeda tiap kali saya disadarkan apa yang membuat saya tidak
layak untuk menjadi bahagia. Saya begini adanya, dan saya tulus dalam
menyayangi siapapun, tetapi begitu sulit untuk melampirkan kearifan dalam dunia
yang penuh kenaifan.
Saya hanya bisa
menunggu sampai ada saatnya saya bisa bernafas dari hidup, dan sejenak tertawa
dalam gurau yang ala kadarnya, di bawah langit senja dan dikelilingi
orang-orang yang menyayangi saya sebagaimana mereka mengartikan saya sebagai
saya. Dan saya bukanlah orang yang penuh kelebihan, saya bukan apa-apa.
Saya mengerti Tuhan
begitu adil, termasuk dalam kebrengsekan hidup yang menampar saya sepersekian
kali, membobot saya untuk tetap terlentang sendu mencium bumi tiap kali saya
ingin berjalan. Dan betapa gilanya hidup untuk dijalani sekian umur kita
bertambah.
Saya menyerah dan
akhirnya pasrah, pada hidup, yang semena-mena pada saya, yang terlalu memaafkan
hidup, dan karma.
Iya, hidup, saya bisa
lihat kamu menertawakan saya sambil makan kacang rebus ditemani kopi tubruk dan
seabrek cerutu bulan lalu.
Doakan saya ya, semoga kali kesempatan berikutnya,
saya tabok hidup pakai dildo bekas.
Comments
Post a Comment