Rindu Aku
Hari favoritku adalah hari tanpamu.
Aku dan ruang rinduku yang menjadikan hari-hari favoritku, mulai dari kamu kolasekan pagi yang sebetulnya hampir siang, sampai malam yang sebetulnya hampir pagi.
Bisa merindu aku tentang kamu yang aku simpan rapat-rapat dalam diorama kasmaran tiap kali aku menciumu dan kamu mencumbuku.
Aku ingat diam-diam sembari sesekali bersimpuh dalam relunganmu.
Aku ingat wangi tubuhmu, wajahmu, lekukan bibirmu, segala macam torehan garis dalam wajahmu, aku hapal betul.
Aku ingat rapat - rapat agar aku bisa nikmati sendiri pada hari nurum durjaku tentang kamu, tanpa kamu.
Sungguh, aku menjadi manusia paling naif tanpamu.
Aku naif akan angan - anganku sendiri yang menjadikan waktu tumbal lamunanku siang bolong tentang kamu, kamu dan fantasi rinduku.
Aku merindu untuk berbelas kasih dengan cinta, cinta yang aku semaikan tiap - tiap kamu riil di depanku.
Rinduku kebahagiaan kecilku, yang tak pernah menyiksa aku dan waktu.
Rindu temanku, paling senang kalau harus menunggu, akan kamu, yang semakin hari semakin merindu olehku.
Aku dan ruang rinduku yang menjadikan hari-hari favoritku, mulai dari kamu kolasekan pagi yang sebetulnya hampir siang, sampai malam yang sebetulnya hampir pagi.
Bisa merindu aku tentang kamu yang aku simpan rapat-rapat dalam diorama kasmaran tiap kali aku menciumu dan kamu mencumbuku.
Aku ingat diam-diam sembari sesekali bersimpuh dalam relunganmu.
Aku ingat wangi tubuhmu, wajahmu, lekukan bibirmu, segala macam torehan garis dalam wajahmu, aku hapal betul.
Aku ingat rapat - rapat agar aku bisa nikmati sendiri pada hari nurum durjaku tentang kamu, tanpa kamu.
Sungguh, aku menjadi manusia paling naif tanpamu.
Aku naif akan angan - anganku sendiri yang menjadikan waktu tumbal lamunanku siang bolong tentang kamu, kamu dan fantasi rinduku.
Aku merindu untuk berbelas kasih dengan cinta, cinta yang aku semaikan tiap - tiap kamu riil di depanku.
Rinduku kebahagiaan kecilku, yang tak pernah menyiksa aku dan waktu.
Rindu temanku, paling senang kalau harus menunggu, akan kamu, yang semakin hari semakin merindu olehku.
reiva ternyata cukup puitis ya hehe:D
ReplyDelete