MENGAPA?!

Mengapa kamu diam saja?
Mengapa tidak kau sudahi saja semua?
Mengapa kamu masih di sini?

Mengapa kamu bertahan?!?!?!

Aku tidak ahli dalam menjawab dan menawar pertanyaan.
Seperti diserang bumerang tetapi aku ikhlas dimakan ledakkannya.
Tetapi piasan serpihan dari abu-ku sendiri aku ambil lagi.
Lalu aku rakit menjadi jawaban, dan hanya aku sendiri yang mengerti kumpulan-kumpulan abu-ku sendiri.

Mengapa?

Aku juga sering bertanya pada diriku sendiri, mengapa?

Cinta bukan lagi jadi masalah, keterikatan bersenggama apalagi.

Lalu apa?

Kadang banyak sekali yang sukar ditelaah oleh manusia dengan akal, tetapi mudah dirasa.
Terkadang alam selalu meresap tajam ke dalam, tetapi sering kali kita sangkal.
Bagaimana manusia bisa membedakan mana yang fana dan riil kalau bukan alam?
Tetapi yang lebih krusial, bagaimana manusia membedakan mana dirinya dan mana yang bukan.

Untung aku bisa, denganmu.

Mungkin ini jawabannya :

Semesta seperti memecah dua tubuhku dan tubuhmu,
Lalu menyatukan kita dengan setengahnya satu sama lain.
Mungkin ini mengapa aku di sini,
Mungkin ini mengapa aku tidak sakit walau ditikam berkali-kali,
Bagaimana aku bisa sakit kalau setengahku yang menikamku,
Dan setengahmu yang ikut ditikam.

Kita tidak pernah saling menyakiti, atau disakiti.
Karena sia-sia,
Setengahku ada padamu,
Setengahmu ada padaku.

Mengapa kamu bertahan?

Mungkin ini jawabannya :


(dengar tidak? Aku barusan bertelepati)

Comments

Popular Posts