MAAF.

Tuhan kasih manusia berpasang-pasangan untuk saling mencintai.

atau, koma (,)?

Tuhan kasih manusia berpasang-pasangan untuk saling mencintai koma (,) dan menyakiti.

Mungkin lupa dijelaskan, kasih sayang satu paket dengan tirani hati.

Belum percaya?

Sebelumnya,

Aku minta maaf;

Maaf,

duniaku besar kepala. Aku bukan tidak mencintaimu, tetapi terkadang lahan pikiranku begitu luas, aku bisa asyik sendiri seharian.

Maaf,

Aku nihil pas kamu sakit.

Maaf,

Aku sibuk.

Maaf,

Aku lupa kirim pesan.

Maaf,

Sabarmu habis, ya?

Aku betul-betul mencintaimu,

Tapi—

Maaf,

Aku tidak sebaik ekspektasimu.

Maaf,

Kamu harus memahami pikiranku yang rumit.

Maaf,

Aku terlalu nyaman menjadi diriku, ternyata kamu belum siap.

Maaf,

Capek, ya?

Aku betul-betul mencintaimu,

Tapi maaf, cintaku membendung tirani hati untukmu.

Aku hanya ingin mencintaimu sampai mati. Tidur di sebelahmu sambil menyaksikan kelopak matamu yang lelah, beberapa kali menyisingkan sehelai rambut yang bersinggah di dahimu.

Tapi, maaf—

Kadang sampai ragaku-pun ikut linu membayangkan wajahmu yang lelah harus sekali dua kali bersedih karena aku di pikiranmu.

Sudah percaya?

Tuhan, andaikan aku bisa mengatakan ini semua padanya;

“Aku ingin raib dari bumi ini, lalu mencari gadis ayu dan cantik untukmu, agar kamu lebih bahagia dan tidak harus menghisap kretek sambil sesekali mengusap matamu. Aku ingin dia memelukmu dari belakang, tiap malam, tidak hilang dalam dunianya sendiri. Membuatkanmu teh hangat, mengecup dahimu yang kemarin malam sempat demam. Atau, hanya duduk di sampingmu sambil mendengar semua ceritamu yang selalu kau pikir tidak menarik bagiku.

Andai saja, kamu tidak lagi bersedih karena aku.”

Maaf,

Terlalu banyak maaf.

Maaf,
Kita terlanjur mencintai, dan menyakiti.