Berlabuh
Saya
akhirnya, pada akhirnya, berlabuh. Entah sementara, atau selamanya yang pasti
saya berlabuh. Saya berlabuh dari sekian banyak surau. Saya berlabuh dari
sekian lama pencarian untuk tidak tau apa. Saya berlabuh di tempat yang saya
paling saya suka dari semuanya. Di sini saya seperti simulasi surga tetapi
lebih realistis dan masih pijak tanah. Saya berlabuh di tempat kesukaan saya yang
memberikan saya kebahagiaan yang menjulang macam hampir sentuh itu bulan di
atas.
Saya
akhirnya, pada akhirnya, berlabuh. Entah mengapa dan untuk apa, tanpa alasan
yang konkret dari siapapun yang Maha Tau, tetapi saya bersyukur saya singgah di
medan ini dengan kamu. Kamu yang membawa saya ke sini, kamu tempat ini, tempat
yang saya singgahi ini. Untuk apa dan mengapa kamu saya engga tau, tapi kamu ya
kamu.
Saya
jatuh cinta pada pelabuhan ini, saya akhirnya berhenti berlayar karena pulau
ini terlalu sayang untuk dilewati, terlalu indah untuk sekedar diratapi, terlalu
sunyi untuk seorang diri. Saya perlu keliling lagi lewat rute manapun dikalikan
berapapun, saya engga akan ketemu yang seperti ini lagi.
Akhirnya,
akhirnya, akhirnya.
Saya
si picisan kutu loncat, akhirnya rehat.
Saya
terimakasih sama kamu, yang mau berkenalan dengan si saya yang begini, yang mau
menyayangi saya, dan akhirnya menyediakan lubang terjun bebas bagi saya untuk
jatuh cinta dengan kamu sedalam-dalamnya itu.
Terimakasih,
Sayang sekali sama kamu, hehe.
Comments
Post a Comment