Do’a
Do'a
Tuhan, sesuai janjimu,
keberkahan pasti ada dalam runtunan kebaikan.
Bilamana keberkahan adalah
selebihnya bukan harta ataupun warisan, di situ adalah berkat Tuhan yang paling
indah.
Terimakasih Tuhan, sekiranya
Dirimu senantiasa menghadirkan beberapa dari mereka yang ikut berbagi welas
kasih dengan saya dalam sekalipun dalam keadaan yang lirihpun.
Lalu, berkat-berkat mungil
lainnya seperti harum kopi bapak pagi-pagi, sedikit lamunan kalau-kalau hujan
saat senja, atau bau basah menyertai taman seraya bekas hujan tadi subuh, atau
mungkin kudapan kecil yang ditemukan di sela kantung tas saat sedang
lapar-laparnya.
Dan, adapun dari mereka yang
tidak ikut serta dalam kebahagaiaan mungil-ku dan pion-pion pemanis hidupku.
Mereka hanya menyumbang berkat yang luar biasa unik bentuknya, diam-diam mereka
sayang dan terlalu peduli, sampai-sampai se-dosa-dosaku ikut dilahap kalap
olehnya, sampai landas nantinya.
Mereka belagak acuh tak
acuh, sampai mungkin condong menenggelamkanku dalam kesedihan berlarut-larut
sembari cekikikan makan ciki yang banyak micin.
Namun, seiringnya itu,
mereka diam-diam sumbang pengurangan dosa terhadapku. Tuhan, sesungguhnya, baik
betul mereka, mau merelakan petak dosanya untuk diisi oleh dosaku, padahal
dengan modal berbicara saja bisa begitu. Aku tidak pernah meminta mereka untuk
sekalipun merinci kehidupanku, tapi mereka khatam
seperti baca riwayat hidup dan catatan harianku entah dari mana. Mereka acuh
tak acuh tapi pedulinya minta ampun.
Do’a-ku terlebihnya untuk
mereka, yang susah payah beramal baik, tetapi masih mau sempat-sempatnya
menyematkan tempat untuk mendulur dosaku yang, aduh! Seabrek-abrek!
Tuhan, do’a-ku terlebihnya
untuk ‘mereka’, supaya diberi berkat yang melimpah karena dengan rendah hati
dan rendah diri menyusun sepetaku ke firdaus dengan mengurangi masa tenggakku
di jahanam kelak.
Amien.
Comments
Post a Comment