BAPAK (Baca : Ayah)
Aku tidak biasanya bicara
banyak soal Bapak.
Terlampau jauh sudah anakmu
yang suka merantau kalau malam dan tidak pulang.
Maafkan anakmu yang jadi
punuk dajjal, dan seisi pemujanya.
Mungkin berkat terakhir yang
kau minta adalah kebahagiaan anakmu.
Tetapi kebahagiaanku hanya
terpaut kebahagiaanmu kelak, atau bahkan kini.
Tak apa aku harus punah
dimakan keresahanmu, asal jangan kau yang bersendu.
Tak apa aku harus gemerlap
gemilang air mata, asal jangan dari matamu.
Tak apa aku harus raib
dimakan jelagat bumi yang hampir merusak nadimu.
Tak
apa, biar aku saja pak, jangan Bapak.
Bapak,
sesungguhnya aku ini apa?
Tak asa aku merantau seorang diri, berpergian
terhalau kenikmatan fana, menjadi manusia yang hanya punya dirinya sendiri.
Sesungguhnya
aku ini apa tanpamu?
Hatiku seperti dikoyak nasib
malam itu.
Tangismu tidak tajam
ditelingaku,
Karena Bapak paling pintar soal bersembunyi.
Tetapi kecaman hatimu yang
riaknya pekak sampai ke ujung saraf nadiku.
Deru nafasmu susah payah
menahan isakkan kilah kepedihanmu.
Aku dengar itu, pak.
Bapak paling pintar soal bersembunyi akan
kesedihannya.
Bapak,
maaf.
Dosa
terbesarku bukan berjudi,
Bukan
mabuk, atau rumput haram.
Tetapi
perihal malam itu,
Aku
hampir membunuhmu.
Bukan
belati, tetapi dengan nyawa.
Jiwamu
hampir raib habis karena aku.
Dosa
terbesarku ialah perihal malam itu.
Bapak,
aku ingin ringan dipelukanmu.
Aku ingin bersandar sejenak terkubur liang-liang
hangat dongeng malam-mu.
Aku ingin menjadi lupa dengan titisan darah yang
harus kusayat tajam agar makin deras.
Aku ingin menjadi putri kecilmu yang tak tau-menau
soal dunia yang tak pernah menandingi pancaran lugumu.
Bapak,
aku rindu.
Pak,
aku mau pulang.
Aku
mau pulang ke 10 tahun lalu.
Aku
mau tidur bareng Bapak.
Aku
mau disuapin Bapak.
Aku
mau liburan berdua ke Bali sama Bapak.
Aku
mau hidup berdua sama Bapak, terlalu jahat yang lainnya di luar sana, sampai
aku lupa hanya kau yang tulus.
Bapak,
aku sering hilang.
Berpulang
hanya kepadamu aku teduh.
Bapak,
bukan Ibu, kasihmu sepanjang masa.
Biarkan
aku mencintaimu lebih dari hatimu yang terlalu dalam menuai resah.
Comments
Post a Comment