Perkenalkan : Si Matahari

Untuk Achgril,


“Tawamu macem heroin, adiktif dan menular”

            Jarang-jarang tertera di laman ini soal seseorang yang dijelaskan secara gamblang, biasanya cukup ambigu sampai tidak ada orang yang menyangka saya menulis untuk seseorang. Kali ini pengecualian.

            Achgril kawan saya bukan dari sirkum lama atau baru, tetapi yang dia berikan bukan sembarang wedjangan atau materiil.

“Aku hanya bisa kasih semua orang waktu, Mba.”

            Achgril yang perwakannya dermawan sekaligus lucu, kalau ketawa punya khas sendiri sampai saya tau ada ketawa macem begitu, nular pulak. Achgril kerjaannya kalau enggak ketawa, diam, diskusi dengan suara yang agak pelan. Achgril matanya cukup jelih menangkap potret yang anggun di pualam mata. Saya akhirnya belajar dari dia, betapa krusialnya waktu untuk kita berikan. Dianggap tidak berharga, tapi berkat Achgril, saya seperti diberi tamparan keras, terlalu mulia seorang Achgril yang suka sedekah waktu.

            Achgril kadang jadi tempat saya untuk bernuansa sendu kalau menjelang pagi, cerita ini itu, karena Achgril terlalu tulus untuk mengendarai ego saya yang bisa memperkeruh otak. Dan, selalu, Achgril berhasil mengajarkan saya untuk diskusi banyak dengan alter-ego. Namun, terlepas dari itu semua, lagi-lagi Achgril bilang tiap kali saya rasa ajal sudah di ujung tanduk,

“Sabar sama waktu, percaya dengan harapan.”
Hasil jepretan Achgril

            Tapi begitu bukan? Karma orang baik? Kesendirian yang menjauhkannya dari kejahatan sesungguhnya, namun lebih jahat untuk dimakan dirinya sendiri hidup-hidup. Kehadirannya yang tidak pernah lepas dari tawa selalu menghangatkan keadaan dan diam-diam ia letih, tetapi tidak mengeluh.

            Gril, nampaknya kau matahari, tapi matahari jadi-jadian. Matahari yang lupa kalau dia matahari jadi-jadian. Matahari yang sebetulnya hanya manusia yang sehangat surya. Terlalu banyak keindahan dari pancaran tawamu yang super menular, atau raut watakmu yang selalu menyambut kebaikan dan kesederhanaan, segenap orang-orang yang merasa aman dan nyaman karenamu, tetapi mereka lupa kau bukan matahari. Mereka lupa sampai kadang mereka betul-betul menganggap kau matahari, yang tidak usah diperhatikan, dipedulikan, tetapi kita tidak bisa hidup tanpanya.

            Begitu bukan, gril?

            Tetapi kadang, di sela-sela itu ada banyak bintang yang kau beri amanah dengan auramu. Mereka terisi sampai menjadi seutuhnya berkat kau. Termasuk saya mungkin? Tetapi bintang-bintang itu terlalu kecil dan banyak di sekitarmu, bertebangan tanpa adanya stagnansi yang jelas, mereka terlalu kecil dan kau terhalang sinarmu sendiri sampai kurang nampak bintang-bintang itu.
         
Berbahagialah gril, kau punya banyak kejora.




Mbak.

Comments

Popular Posts