Jatuh Cinta
Masalah cinta adalah masalah prior yang sering kita
jumpai pada setiap orang. Bagaimana mungkin semua aspek kehidupan kita
bergantung pada cinta. Kebahagiaan, kesedihan, kewarasan, kemakmuran, semuanya.
Sebegitu mungilnya cinta sampai-sampai orang itu tidak menyadarinya, dan begitu
ia menyadarinya, seluruh bagian selnya kompak ikut berkabung dalam cinta. Apa
yang begitu besar dengan cinta sampai kita lupa bahwa kita hanya sejungkit
kilasan angin yang kalau diterjang badai mati? Apa yang begitu Agung dari cinta
sampai kalau kekasih kita mati, kita ikut mati? Mengapa begitu kejam cinta
sampai semua kerasionalan hidup harus berkiblat dengan cinta yang hampir fana?
Tidakkah cinta pernah sedikit iba pada mereka yang jatuh
cinta? Terjun bebas tanpa pengaman, diterjam hujan dan bebatuan yang kurang
ramah di dasar sana. Dan yang terlebih menyedihkan lagi saat cinta bernuansa sendu,
tetapi terlalu banyak dari mereka yang nyaman bersendu karena mereka sedang
mencintai. Yang menjadikan alasan banyak orang senang disiksa lara karena
mereka mencintai, dan mereka senang, sangat senang, tetapi tidak bahagia.
Cinta bukanlah satu hal yang harus dimusnahkan dalam
konteks apapun, cinta adalah kekuatan besar yang utama, yang salah hanyalah
jatuh cinta. Cukuplah setiap kalian semua mencintai, bukan jatuh cinta. Saat
kalian mencintai kalian akan dicintai, tanpa kalian meminta, dan saat kalian
jatuh cinta, kalian hanya jatuh, lalu raib ditelan ombak, yang tersisa hanyalah
bekas-bekas tangisan kalian. Mencintai juga bukan selalu dicintai, tetapi
mencintai adalah perasaan itu sendiri yang sangat legowo, dan perasaan dicintai itu akan timbul sendiri yang lambat
laun perasaan itu akan menjadi wadah nyaman kalian untuk bersandih dari kejinya
hidup.
Kalian tidak akan pernah siap jatuh cinta, sampai
kapanpun, sampai kalian berijab kabul atau saat kalian sudah di ujung hayat. Kita
terlalu sering jatuh cinta, hingga cinta menjadi sara yang menyakitkan, padahal
kita cukup mencintai, tanpa perlu jatuh.
Comments
Post a Comment