Rahwana
Aku ingat sekali kapan
terakhir kali aku tertawa selepas itu
Saat aku tidak ingat
apa-apa.
Aku tidak pernah merindu
untuk menjadi bahagia, karena sempat aku pikir kebahagiaan sudah gumoh kalau
lihat batang hidungku.
Lalu, kamu.
Aku seperti diajak ke
nirwana Selatan lalu menari di atas awan sampai lupa aku makhluk bumi. Dan kamu
hanya tersenyum sambil tertawa juga. Aku sempat mencarimu dari lama, tetapi
baru kelihatan sekarang, kemana saja? Sampai aku harus bertahan 6 bulan di
padang pasir, ditambah dahaga dan matahari yang terasa begitu dekat seperti
belahan hati. Kemana saja? Sampai aku harus hilang di Amazon, setengah kaki
kiri lumpuh dimakan aligator.
Kamu begitu sederhana,
tetapi punya segalanya.
Kamu ramah dengan malam,
bisa terlihat dari wajahmu yang bersandih dengan rembulan yang samar.
Kamu datang bukan pakai kuda
dan tapaknya yang dari perak mengkilap. Kamu datang bukan dengan segudang janji
dan buaian manis. Kamu datang hanya dengan kamu, bukan pujangga bukan siapa,
bukan malaikat bukan siapa, kamu hanya Rahwana yang tulus.
Namun, Aku bukan Sinta, aku
hanya aku, dan aku tau kamu hanya Rahwana yang tulus, dan akan terus begitu.
Ini bukan soal aku mencintaimu, dan kamu tidak mencintaiku, karena cinta hanya
kasmaran, dan kamu lebih. Kamu ketulusan nurani, tidak andih dengan kedengkian
manusia.
Dan kamu Rahwana.
Aku hanya manusia.
Aku hanya ikut andilmu dalam
kedamaian.
Dan akhirnya, aku berjumpa
dengan kebahagiaan.
Comments
Post a Comment