Kesempurnaan Manusia
Titik kesempurnaan adalah
saat kita berdamai dengan ketidaksempurnaan. Berdamai dengan hidup, berdamai
dengan lara, dan sampai yang paling sulit adalah berdamai dengan diri kita
sendiri.
Tidak ada yang lebih sulit untuk
berdamai dengan diri sendiri, dan tidak ada yang lebih mudah dari membenci diri
kita sendiri.
Kiprah diri sendiri yang
saya maksud juga bukan terpaut sampai hanya dengan lingkup psikis, fisik,
mentalitas, intelektual, tetapi lebih luas lagi sampai masa lalu, latar
belakang, lingkungan yang apa-apa menyangkut dengan individu itu sendiri.
Berdamai dengan diri sendiri
sama halnya dengan berdamai dengan hidup. Memaafkan orang lain akan lebih mudah
saat kita sudah lebih dulu memaafkan diri sendiri. Memaafkan kekecewaan hidup
yang berjudi nasib akan lebih mudah saat kita sudah lebih dulu memaafkan diri
kita sendiri.
Apakah ini membuktikan bahwa halnya
setiap manusia membenci telak-telak diri mereka sendiri?
Benci, atau Kebencian,
adalah kata yang lugas, dalam artian, maknanya tegas. Garis keras, bahwa
kebencian merupakan oposisi dari apa-apa yang damai. Segalanya akan berakhir
pada kebencian yang harfiah saat berawal pada hal-hal minor yang sering kita
tidak sadari.
Jadi betul, semua manusia membenci diri
mereka sendiri?
Semuanya berawal dari keindahan yang
sering kita lalaikan, yang kita anggap raib padahal di pelupuk mata.
Manusia terkadang kurang bersyukur,
saat mereka kurang bersyukur mereka mulai merasa kurang cukup, saat segala
kecukupan itu yang tidak pernah terbatas terhadang oleh limitasi seorang
manusia mereka mulai kecewa, saat mereka mulai kecewa mereka mulai apatis, saat
mereka mulai apatis mereka mulai mengkritik, kritik menjadi negativisme,
negativisme menjadi pola pikir yang fundamental pada individu tersebut, sampai
akhirnya kebencian menjadi satu-satunya benih yang ia tuangkan.
Sederhana bukan? Bagaimana
hal-hal kecil menjadi kebencian yang lumrah dan tidak pernah disadari?
Dan sebetulnya, berdamai
dengan diri sendiri akan menjadi akar dari segala kebaikan dalam hidup kita.
Hidup ini adalah kesederhanaan yang
kesederhanaannya terlalu kompleks, dan manusialah yang bisa membuat hidup ini
semakin kompleks, atau sederhana.
Comments
Post a Comment